Kamis, 20 Maret 2025 – dikutip dari https://detik.finance.com Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai tujuan investasi yang menarik bagi investor asing. Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk membuka pintu selebar-lebarnya bagi modal asing demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo mengajak investor global untuk bekerja sama dan berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia, menekankan pentingnya investasi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Salah satu inisiatif utama pemerintah dalam meningkatkan daya tarik investasi adalah peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis di Jawa Tengah pada Maret 2025. Dalam acara tersebut, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia terbuka bagi investasi asing dan siap menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
“Saya mendukung segala upaya, segala inisiatif, segala inovasi dari semua pihak kalangan swasta, baik dari kawan-kawan dari luar negeri maupun dalam negeri. Indonesia terbuka! Indonesia butuh partisipasi, butuh investasi, butuh kerja sama yang baik,” ujar Prabowo.
Salah satu proyek strategis yang mencerminkan keterbukaan ini adalah “Twin Countries Twin Parks,” sebuah kerja sama antara Indonesia dan China di KEK Batang. Proyek ini memungkinkan perusahaan China untuk berinvestasi dan mengembangkan kawasan industri di Indonesia, yang merupakan hasil dari pertemuan langsung antara Presiden Prabowo dan Presiden China, Xi Jinping.
Pemerintah juga telah menerapkan kebijakan progresif guna meningkatkan daya saing investasi, seperti Omnibus Law yang memangkas jumlah sektor tertutup bagi investor asing dari 100 menjadi hanya 5 sektor. Reformasi regulasi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan iklim bisnis yang lebih ramah dan kompetitif.
Pada skala yang lebih luas, Presiden Prabowo juga mengundang investor asing dalam KTT APEC CEO Summit di Lima, Peru, pada November 2024. Dalam forum tersebut, ia menegaskan bahwa Indonesia memerlukan investasi hingga USD 600 miliar untuk mendukung hilirisasi 26 komoditas utama yang akan memperkuat sektor industri dalam negeri.
Selain menarik investasi, pemerintah juga menunjukkan komitmen terhadap kemandirian ekonomi. Pada Februari 2025, Presiden Prabowo mengumumkan dimulainya 15 mega proyek tanpa ketergantungan pada investor asing, menandakan kesiapan Indonesia dalam membiayai pembangunan besar secara mandiri.
Untuk semakin mengoptimalkan investasi, pemerintah meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang mengelola aset negara senilai USD 20 miliar. Dana ini difokuskan untuk investasi strategis di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur maju, dan infrastruktur.
Dengan berbagai inisiatif ini, Indonesia terus menunjukkan keseriusannya dalam membangun lingkungan investasi yang kondusif. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional serta menarik lebih banyak investor global untuk turut serta dalam pembangunan Indonesia.